Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Madina, Kuripan, Lombok Barat TGH. Subki As Sasaki, Lc., |
Lombok Barat - Setelah bebas tiga hari dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor, Bahar bin Ali bin Smith kembali ditangkap aparat, karena diduga tidak mematuhi pysical distancing di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang diterapkan pemerintah. Fenomena itu mendapat respon berbagai kalangan, termasuk tokoh di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Madina, Kuripan, Lombok Barat TGH. Subki As Sasaki, Lc., Selasa (19/5), mengungkapkan bahwa pendakwah atau penceramah harus mendatangkan manfaat dan kemaslahatan.
"Saat ini kita berada di zaman digital, media sosial dan menjadi tugas kita sebagai pendakwah, untuk menyampaikan dakwah-dakwah kesejukan, pesan-pesan keagamaan, pesan-pesan kebangsaan, dan pesan-pesan kebudayaan," ungkapnya.
Dikatakan, tiga pesan itu harus disebarkan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu pendakwah juga dituntut mampu memberikan solusi terhadap permasalahan, bukan malah membenturkan satu dengan yang lain, sehingga memunculkan perpecahan di antara umat khususnya antara anak bangsa. Termasuk dakwah yang disampaikan melalui media digital atau media sosial.
"Sampaikan apa yang kiranya mendatangkan manfaat dan kemaslahatan, saringlah berita itu jangan sampai semua berita itu kita konsumsi tanpa kita klarifikasi, tanpa kita teliti. Bisa saja justru berita itu bisa menjadi penyebab perpecahan," jelas TGH. Sasaki.
"Mari cerdas memahami isi berita, mari cerdas memahami isi dari konten sebuah berita, dan mari cerdas bagaimana bersahabat dengan HP (handphone, red) yang kita miliki," lanjutnya.
Terkait kasus ditangkapnya kembali Bahar bin Smith, setelah tiga hari sebelumnya dibebaskan dengan Program Asimilasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), TGH. Sasaki sangat menyayangkan hal itu terjadi.
"Mari kita isi himbauan-himbauan dalam semua kegiatan kita, ceramah kita, pengajian kita yang berisi ajaran-ajaran yang rahmatan lil 'âlamîn, ajaran-ajaran yang penuh kasih sayang, ajaran-ajaran yang tidak mendatangkan perpecahan antara bangsa yang kita cintai ini," imbaunya.
Dalam kesempatan yang sama, pendiri Ponpes Nurul Madina jebolan Timur Tengah itu juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan mengikuti anjuran pemerintah dan ulama. (gl 02)
Komentar0